Perhutanan Sosial: Upaya Memeratakan Lahan untuk Warga Tepi Hutan
Salah satu prioritas pemerintahan Jokowi adalah distribusi akses hutan kepada petani tuna lahan. Ini semacam HGU untuk kelompok tani. Selama 35 tahun, warga sekitar hutan boleh memanfaatkan hutan untuk kesejahteraannya. Izin akses lahan. Bukan kepemilikan. Dan, syaratnya: pemegang izin harus turut merawat hutan. Kalau hutannya rusak, izin dicabut.
Hingga Juni 2019, 3 juta ha lahan hutan telah dibagikan, dari target 12,7 juta ha.
Petani Sarongge adalah satu dari ribuan kelompok tani yang sudah dapat izin. Sejumlah petani yang turun dari Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, sejak 2013 berkebun di tanah desa di kaki Gunung Geulis. Tahun 2015 mereka mulai menanam kopi, dan mengajukan izin perhutanan sosial Februari 2018. Izin untuk petani yang tergabung dalam KTH Satria Mandiri itu dikeluarkan Juli 2018. Sebanyak 35 petani diizinkan mengelola hutan seluas 21,2 ha. Mereka menanam kopi, dengan pohon pelindung: puspa, rasamala, kayu manis, alpukat dan nangka.
Setelah izin keluar, sebagian petani mendapat dukungan modal kerja dari BNI. Pinjaman bunga murah, 3%, dengan pembayaran setelah panen.
Kabar petani Sarongge dapat izin Perhutanan Sosial itu menyebar cepat. Petani sekitar pun mengajukan. KTH Rindu Alam, Pakuon, yang berbagi puncak bukit dengan Sarongge, mendapat izin itu Februari 2019. Akses hutan seluas 56 ha, diberikan kepada 30 petani Pakuon. Izin yang sama sedang diproses petani Ciherang, desa induk Sarongge sebelum pemekaran. Lalu permintaan yang sama muncul dari desa-desa di Kecamatan Sukaresmi, seperti: Desa Kubang, Cibanteng dan Ciwalen.
Selain bertanam kopi, petani Pakuon memperkaya hutan yang dikelolanya dengan penaung: manggis, kayu manis, durian. Juga rasamala dan puspa. Bentang alam yang indah, dengan sungai dan hutan kopinya, menarik minat pengunjung. KTH Rindu Alam menyiapkan ekowisata di kebun kopi, juga untuk bermalam di rumah pohon. bagi yang berminat.
Perhutanan sosial ini satu kesempatan buat warga menjaga hutan, sekaligus menambah penghasilannya. Leuweung hejo, petani ngejo. Hutan terjaga, petani sejahtera.
Buku Lima Hutan Satu Cerita yang berisikan cerita-cerita tentang Perhutanan Sosial dariberbagai daerah di Indonesia juga bisa Anda dapatkan secara gratis pada tautan berikut.
Ikuti kami.